ASEAN Fashion Designers Showcase (AFDS) yang terdiri dari para desainer negara-negara Asia Tenggara menampilkan karya busananya di festival mode dan gaya hidup, JF3 2025 di Summarecon Mall Kelapa Gading pada 26 Juli 2025.
Masuki dunia di mana warisan kuno, kebanggaan nasional, dan fantasi puitis bersatu. Storyboard mode tinggi ini menjelajahi keanggunan tenang sutra Laos, simbolisme ikonik gajah Thailand, dan pesona magis dongeng hutan Vietnam. Setiap cerita terungkap seperti bab dari epik modern—unik, namun terjalin harmonis dalam perayaan bersama akan identitas, keanggunan, dan pembaruan.
The Whisper of Silk (Laos) – Bandid Lasavong
Cerita ini dimulai dengan keheningan—keheningan yang anggun dan sarat dengan warisan. Model-model melintas di atas catwalk dengan siluet yang terinspirasi dari keanggunan ‘old money’, dijahit dari sutra Laos yang dianyam tangan.
Palet warnanya sederhana: ivory, champagne, antique gold, and soft jade. Detail-detailnya merupakan contoh sempurna dari keahlian tangan—motif klasik yang dihidupkan kembali dengan bordir benang emas, aksen mutiara yang halus, dan potongan yang terstruktur, mencerminkan keanggunan vintage. Ini adalah “kemewahan yang tenang” dalam bentuk terbaiknya — percaya diri, tenang, dan sarat budaya. Setiap tampilan berbisik tentang warisan kaya seni Laos, diinterpretasikan ulang untuk bangsawan abadi masa kini.
The Pulse of Pride (Thailand) – Pitnapat Yotinratanachai
Kecepatan meningkat. Dari ketenangan muncul kekuatan. Identitas Thailand meledak melalui motif gajah yang berani dan tak terbantahkan, diinterpretasikan bukan sekadar cetakan, melainkan sebagai bentuk patung dan narasi visual. Embossing bergaya gajah pada kulit, bentuk gading abstrak pada aksesori logam, dan jubah yang mengalir meniru gerakan makhluk megah ini mendominasi koleksi. Warna berubah menjadi royal sapphire, onyx, and sunlit bronze yang diterangi matahari.
Potongan busana berani, dengan sudut tajam dan lipatan tak terduga yang mengingatkan pada arsitektur Thailand kuno dan teknik avant-garde modern. Hasilnya kuat dan tak terlupakan—penghormatan yang berani terhadap semangat Thailand, diabadikan dalam bahasa desain yang tak akan dilupakan dunia.
The Dream Enchanted (Vietnam) – Nicky Vu
Senja mulai turun dan dunia berubah menjadi magis. Terinspirasi ‘A Midsummer Night’s Dream’, bab Vietnam adalah mimpi yang ethereal, fantasi Shakespearean bertemu dengan keanggunan feminin Vietnam. Brokat, tulle, dan hiasan halus mekar seperti bunga liar. Siluet mengalir seperti cahaya bulan dan beberapa melekat pada bentuk, yang lain melayang dalam awan kain transparan yang membentang. Tweed dan denim menambahkan tekstur dan kejutan, menanamkan keajaiban dalam kenyataan. Warna pistachio, kuning mentega, dan putih porselen berkilau di samping nuansa gelap biru senja dan obsidian. Ini adalah perpaduan antara lembut dan kuat, romantis dan bijaksana—sebuah dongeng dengan sentuhan kejam.
Finale: A Unified Tapestry
Adegan akhir menyatukan ketiga cerita menjadi satu klimaks visual yang megah. Siluet megah Laos, drama simbolis Thailand, dan keajaiban magis Vietnam berjalan berdampingan, bukan sebagai kontras, tetapi sebagai pelengkap. Bersama-sama, mereka membentuk panorama haute couture Asia Tenggara: mendalam, tak terbatas imajinasinya, dan tak takut untuk mendefinisikan ulang apa yang dimaksud dengan tradisi di era modern. (Red. Elmediora | Foto: Dok. JF3)