Home Fashion Bertema ‘Re:nature’ 3 Desainer APPMI Bertalenta dengan Suguhan Aneka Busana untuk Berbagai Kesempatan

Bertema ‘Re:nature’ 3 Desainer APPMI Bertalenta dengan Suguhan Aneka Busana untuk Berbagai Kesempatan

by elmediora

Ajang JF3 Fashion Festival 2025 yang sudah memasuki dekade ketiga setelah dibuka di hari berikutnya menghadirkan APPMI dengan tiga perancang busana, yaitu Harry Hasibuan, Khayae, dan Yuni Pohan.

Desainer Harry Hasibuan melalui labelnya Haze Be Wear mempersembahkan koleksi terbarunya bertajuk ‘Falling for the Bloom’ dalam ajang JF3 Fashion Festival 2025. Koleksi ini merupakan perayaan keindahan bunga-bunga yang bermekaran, diterjemahkan ke dalam desain busana yang memadukan keanggunan klasik dengan sentuhan segar nan feminin.

 

Menampilkan 20 koleksi busana yang didominasi oleh potongan loose dan siluet mengalir, menjadikannya pilihan sempurna untuk berbagai momen, khususnya acara pesta atau perayaan. Koleksi ini juga dirancang inklusif, dapat dikenakan berbagai rentang usia—baik muda maupun dewasa—tanpa mengesampingkan sisi gaya dan kenyamanan. Koleksi ini terdiri dari dress, setelan blouse & rok, serta blouse & celana yang menonjolkan kesan elegan dan effortless. Material yang digunakan pun memperkuat nuansa feminin dan glamor, seperti lace, tulle, organza, beludru, hingga aksen budaya melalui penggunaan kain songket dan tenun tradisional Indonesia.

Sementara, Desainer Khayae menampilkan koleksi busana bertema ‘Tropical Sanctuary’ yang terinspirasi hari hutan hujan tropis dengan nuansa palet warna moca, muse, hitam, putih, tanah liat dan bebatuan. Dengan material organik, tenun bulu dan motif dedaunan dan akar-akaran eksotis mengeksplorasi hubungan antara manusia, lingkungan, dan identitas melalui interpretasi artistik terhadap berbagai habitat dari rimba tropis. Setiap segmen menampilkan bagaimana pakaian bisa menjadi ‘rumah’ bagi ekspresi diri, budaya, dan alam yang membentuk kita.

Segmen yang diangkat menyoroti hutan sebagai habitat alami dan spiritual tempat budaya leluhur tumbuh dan berakar. Hutan bukan hanya ruang ekologis, tetapi juga ruang sakral, tempat upacara adat, sumber daya alam, dan mitologi. Koleksi kali ini menggambarkan simbiosis antara manusia, alam, dan budaya melalui siluet yang menyerupai batang pohon, akar, lumut, dan dedaunan.

Desainer ketiga, Yuni Pohan menghadirkan wastra Batak bernuansa peach yang terdiri dari celana palazzo, bustier struktural, dan outer panjang dengan lengan balon. Detail bordir etnik dan bros emas pada bustier memberikan kesan glamor, sekaligus menonjolkan warisan budaya. Terinspirasi dari budaya batak yang dikenal energik, konsisten, dan kuat dengan tema Markobas—siap berkegiatan—Yuni menampilkan 20 karyanya dengan membawa wastra beragam, seperti tumtuman, sibolangan, maringin, dan lainnya, dikemas dalam berbagai busana yang lebih modern bergaya chic elegan.

Nuansa warnanya bermain di rona nude dan navy yang tetap disukai dari zaman ke zaman, memanfaatkan kain ulos, kombinasi beludru, linen, tapeta, organza, dan shifon. (Red. Elmediora | Foto: Dok. JF3)

You may also like

Leave a Comment