Home Health Penyebab, Gejala, dan Solusi Medis Atasi Nyeri Lutut pada Lansia

Penyebab, Gejala, dan Solusi Medis Atasi Nyeri Lutut pada Lansia

by elmediora

Usia senja seringkali membawa serta berbagai keluhan kesehatan, dan salah satu yang paling umum adalah nyeri lutut. Rasa sakit yang menusuk, kaku, atau bahkan bengkak pada lutut dapat sangat mengganggu aktivitas sehari-hari, menurunkan kualitas hidup, dan membatasi kemandirian para lansia. Lantas, mengapa nyeri lutut begitu sering menghampiri mereka?

Penuaan & Perubahan Sendi

Seiring bertambahnya usia, tubuh mengalami berbagai perubahan degeneratif, tak terkecuali pada persendian lutut. Konsultan Lutut & Pinggul Eka Hospital BSD dr. Ricky Edwin P Hutapea, Sp.OT (K) Hip and Knee mengatakan, “Sendi lutut merupakan persendian terbesar dan paling kompleks dalam tubuh, bertugas menopang berat badan dan memungkinkan berbagai gerakan seperti berjalan, berlari, dan menekuk kaki. Proses penuaan membawa beberapa perubahan signifikan pada sendi lutut.” Menurutnya perubahan yang terjadi antara lain:

  • Penipisan tulang rawan:Tulang rawan adalah jaringan halus dan licin yang melapisi ujung tulang di dalam sendi, berfungsi sebagai bantalan dan mengurangi gesekan saat bergerak. Seiring waktu, tulang rawan dapat menipis dan kehilangan elastisitasnya, suatu kondisi yang dikenal sebagai osteoartritis atau pengapuran sendi.
  • Penurunan produksi cairan sinovial:Cairan sinovial adalah pelumas alami sendi yang membantu pergerakan halus dan memberikan nutrisi pada kartilago. Produksi cairan ini cenderung menurun pada lansia, menyebabkan gesekan antar tulang semakin besar.
  • Pelemahan otot dan ligamen:Otot-otot di sekitar lutut, seperti otot paha dan betis, serta ligamen yang menstabilkan sendi, juga dapat kehilangan kekuatan dan elastisitas seiring bertambahnya usia. Hal ini membuat lutut menjadi kurang stabil dan lebih rentan terhadap cedera.

Penyebab Umum Nyeri Lutut pada Lansia

Selain perubahan degeneratif akibat penuaan, dr. Ricky berpendapat beberapa kondisi lain juga dapat menjadi penyebab umum nyeri lutut pada lansia:

  • Osteoartritis (OA):Ini adalah penyebab nyeri lutut kronis yang paling sering terjadi pada lansia. Kerusakan kartilago menyebabkan tulang saling bergesekan, menimbulkan rasa sakit, kaku, dan pembengkakan.
  • Artritis reumatoid (RA):Merupakan penyakit autoimun yang menyebabkan peradangan pada lapisan sendi (sinovium). RA dapat menyerang banyak sendi, termasuk lutut, dan menimbulkan nyeri, bengkak, kemerahan, serta kekakuan.
  • Gout :Kondisi ini disebabkan oleh penumpukan kristal asam urat di persendian, termasuk lutut. Serangan gout ditandai dengan nyeri hebat, kemerahan, panas, dan pembengkakan yang datang tiba-tiba.
  • Pseudogout (Kondrokalsinosis):Mirip dengan gout, namun disebabkan oleh penumpukan kristal kalsium pirofosfat di sendi. Gejalanya meliputi nyeri, kaku, dan pembengkakan pada lutut.
  • Cedera lutut lama:Cedera lutut di masa muda, seperti robekan meniskus atau ligamen, dapat meningkatkan risiko terjadinya nyeri lutut kronis di kemudian hari.
  • Bursitis:Peradangan pada bursa, yaitu kantung berisi cairan yang berfungsi sebagai bantalan antara tulang, otot, dan tendon di sekitar lutut. Bursitis dapat menyebabkan nyeri dan pembengkakan lokal.
  • Tendinitis:Peradangan pada tendon, yaitu jaringan yang menghubungkan otot dengan tulang. Tendinitis pada tendon di sekitar lutut dapat menyebabkan nyeri saat bergerak.

Gejala Perlu Diwaspadai

Lansia perlu waspada dan segera berkonsultasi dengan dokter, jika mengalami gejala nyeri lutut berikut:

  • Nyeri yang parah dan tidak membaik dengan istirahat.
  • Pembengkakan, kemerahan, atau rasa hangat pada lutut.
  • Kekakuan lutut yang signifikan, terutama di pagi hari atau setelah beristirahat.
  • Lutut terasa tidak stabil atau mengunci saat bergerak.
  • Demam yang menyertai nyeri lutut.
  • Kesulitan berjalan atau melakukan aktivitas sehari-hari akibat nyeri lutut.

Solusi Medis untuk Atasi Nyeri Lutut pada Lansia

Penanganan nyeri lutut pada lansia akan disesuaikan dengan penyebab dan tingkat keparahannya. Beberapa solusi medis yang mungkin direkomendasikan meliputi:

  • Obat-obatan:

* Obat pereda nyeri (analgesik) seperti paracetamol.

* Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) seperti ibuprofen atau naproxen.

* Obat-obatan untuk mengatasi artritis spesifik, seperti obat antirematik untuk  RA atau obat penurun asam urat untuk gout.

* Onjeksi kortikosteroid ke dalam sendi lutut untuk mengurangi peradangan dan nyeri.

  • Terapi fisik:Latihan peregangan dan penguatan otot di sekitar lutut dapat membantu meningkatkan stabilitas sendi, mengurangi nyeri, dan meningkatkan rentang gerak.
  • Alat bantu:Penggunaan alat bantu seperti tongkat atau penyangga lutut (knee brace) dapat membantu mengurangi tekanan pada lutut dan meredakan nyeri saat berjalan.
  • Operasi:Jika nyeri lutut sangat parah dan tidak membaik dengan penanganan konservatif, operasi mungkin menjadi pilihan. Beberapa jenis operasi yang umum dilakukan pada lansia dengan nyeri lutut meliputi:

* Arthroscopy: Prosedur invasif minimal untuk memperbaiki kerusakan pada meniskus atau ligamen.

* Osteotomy: Prosedur untuk meluruskan tulang di sekitar lutut yang  mengalami kerusakan akibat artritis.

*  Penggantian Sendi Lutut Total (Total Knee Replacement/TKR):  Prosedur di mana sendi lutut yang rusak diganti dengan sendi buatan (prostesis).

TKR dengan alat Velys

Eka Hospital sebagai pelopor rumah sakit dengan teknologi advance menghadirkan inovasi terkini dalam operasi penggantian sendi lutut dengan menggunakan alat Velys Robotic-Assisted Total Knee Replacement. Teknologi ini membantu & memungkinkan ahli bedah untuk melakukan operasi dengan tingkat presisi yang lebih tinggi, sehingga mempercepat pemulihan pasien.

Keunggulan Velys Robotic TKR

  • Perencanaan operasi yang lebih akurat:Sistem Velys menggunakan data anatomi pasien secara spesifik untuk membuat rencana operasi yang dipersonalisasi.
  • Presisi tinggi:Lengan robotik membantu ahli bedah dalam memposisikan implan sendi dengan akurat, sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
  • Recovery pasca operasi lebih cepat: pasien melakukan operasi pagi, siang dapat berdiri dan berjalan.
  • Potensi hasil yang lebih baik:Akurasi yang lebih tinggi dapat meningkatkan fungsi lutut pasca operasi dan mengurangi risiko komplikasi.

Dengan penanganan yang tepat, lansia dapat kembali bergerak aktif dan menikmati kualitas hidup yang lebih baik. (Elly | Foto: Dok. Istimewa)

You may also like

Leave a Comment